harga tes DNA

Harga Tes DNA di Rumah Sakit dan Puskemas hingga Prosedurnya

Harga Tes DNA di Rumah Sakit dan Puskemas hingga Prosedurnya
harga tes DNA

JAKARTA - Harga tes DNA dapat bervariasi, dengan kisaran mulai dari Rp5.000.000 hingga Rp10.000.000. 

Variasi ini dipengaruhi oleh jenis tes yang dilakukan, tempat pelaksanaan tes, serta negara tempat kamu tinggal. 

Faktor-faktor seperti kerumitan tes, metode analisis, jumlah gen yang diuji, dan tujuan tes, baik untuk alasan medis maupun non-medis, juga menentukan biaya tersebut. 

Di Indonesia, harga tes DNA cenderung tinggi dan prosesnya cukup memakan waktu, yang seringkali menjadi pertimbangan bagi banyak orang untuk tidak melakukannya.

Sebagian orang menganggap tes DNA hanya relevan untuk mengetahui garis keturunan atau hubungan keluarga. 

Namun, sebenarnya tes ini juga dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai kondisi medis dan potensi risiko penyakit yang mungkin terkandung dalam gen seseorang.

Harga Tes DNA

Biaya tes DNA dapat bervariasi tergantung pada laboratorium atau lembaga medis yang kamu pilih, seperti rumah sakit, klinik, atau puskesmas. 

Selain itu, harga tes DNA ini juga dapat berubah dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh jenis tes serta tujuan pemeriksaannya. Sebagai contoh, tes DNA untuk anak akan memiliki harga yang berbeda dibandingkan dengan tes DNA untuk orang dewasa. 

Begitu juga dengan tes DNA antara anak dan ayah, yang tentu memiliki biaya berbeda dibandingkan dengan tes DNA untuk keperluan lain.

Biaya tes DNA di rumah sakit di Indonesia bervariasi, dengan kisaran antara Rp5.000.000 hingga Rp10.000.000 per pemeriksaan. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya ini antara lain fasilitas rumah sakit, popularitasnya, kualifikasi tenaga medis, serta teknologi yang digunakan. 

Beberapa rumah sakit besar di Indonesia menawarkan tes DNA dengan harga yang bervariasi, sebagai contoh:

-RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta Pusat: Rp10.000.000

-Mitra Keluarga Kemayoran di Jakarta Pusat: Rp9.900.000

-RS Bhayangkara Tk. IR. Said Sukanto (RS Polri) di Jakarta Timur: Rp7.500.000

-Rumah Sakit Hasan Sadikin di Bandung: Rp9.000.000 (untuk 3 anggota keluarga, dengan biaya tambahan Rp1.000.000 per anggota keluarga tambahan)

-Global Doctor Indonesia di Jakarta Timur: Rp6.550.000

Selain rumah sakit, tes DNA juga dapat dilakukan di Puskesmas, dengan biaya lebih terjangkau, yaitu antara Rp7.000.000 hingga Rp8.000.000 per tes. 

Namun, perlu diingat bahwa tidak semua Puskesmas menyediakan layanan tes DNA, dan alat serta tenaga medis yang tersedia mungkin terbatas. Pastikan jika melakukan tes di Puskesmas, tenaga medis yang bertugas adalah profesional.

Sayangnya, tes DNA belum bisa ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan karena tes ini tidak termasuk dalam kategori pemeriksaan medis yang diperlukan. 

Jadi, jika kamu melakukan tes DNA untuk keperluan pribadi seperti mengetahui garis keturunan atau riwayat penyakit, kamu perlu menanggung biayanya sendiri.

Apa Itu DNA?

DNA, atau asam deoksiribonukleat, adalah komponen utama dalam inti sel yang menyimpan seluruh informasi genetika. 

Setiap sel tubuh manusia, yang jumlahnya mencapai jutaan, mengandung gen dengan susunan lengkap. Di dalam inti sel, DNA tersusun dalam bentuk untaian panjang yang dikenal sebagai kromosom.

Setiap sel manusia yang sehat memiliki 46 kromosom, yang terbagi menjadi 22 pasang kromosom somatik dan 1 pasang kromosom seks (XX untuk perempuan dan XY untuk laki-laki). 

Setiap individu memperoleh separuh kromosom dari ayah dan separuh lagi dari ibu, sehingga menggabungkan sifat dari kedua orang tua. 

Fungsi utama dari gen DNA dan kromosom ini adalah untuk menentukan berbagai karakteristik pada seseorang, seperti warna mata, golongan darah, jenis rambut, warna kulit, dan sifat-sifat lainnya.

Pengertian Tes DNA

Tes DNA atau tes genetika adalah prosedur yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai genetika seseorang. Dengan melakukan tes ini, seseorang dapat mengetahui garis keturunan serta potensi risiko terkena penyakit tertentu.

Proses tes DNA melibatkan identifikasi fragmen-fragmen dalam DNA itu sendiri. Secara sederhana, tes ini berfungsi untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, dan mencatat karakteristik khas yang ada dalam tubuh. 

Tes DNA saat ini menjadi alat yang sangat efektif untuk identifikasi, bahkan dengan perkembangan teknologi yang pesat, akurasi tes DNA kini mencapai hampir 100 persen.

Manfaat Tes DNA

Melacak hubungan kekerabatan

Tes DNA memungkinkan untuk mengetahui susunan genetik, yang dapat menjelaskan garis keturunan. Dengan membandingkan DNA anak dengan orangtuanya, tes ini bisa memastikan apakah anak tersebut merupakan keturunan biologis dari ibu dan ayah.

Mendeteksi kelainan genetik

Tes DNA digunakan untuk mendiagnosis atau mengesampingkan kemungkinan kelainan genetik pada individu yang menunjukkan gejala tertentu. 

Kelainan seperti sindrom Down atau Stone Man’s Disease dapat dideteksi melalui tes ini pada bayi maupun orang dewasa.

Memantau kondisi bayi baru lahir

Bayi yang baru lahir dapat menjalani tes DNA untuk mengidentifikasi potensi kelainan genetik sejak dini. 

Misalnya, gangguan metabolisme seperti fenilketonuria, atau untuk mendiagnosis cystic fibrosis, kelainan genetik yang mempengaruhi saluran pernapasan dan organ tubuh lainnya.

Tes pra-implantasi dalam prosedur bayi tabung

Tes DNA digunakan sebagai bagian dari tes pra-implantasi pada pasangan yang menjalani program bayi tabung. 

Tes ini membantu memeriksa apakah ada kelainan genetik pada embrio sebelum diimplantasi dalam rahim, dan umumnya digunakan bagi mereka yang memiliki risiko tinggi terhadap kelainan genetik.

Mengungkap penyakit bawaan

Tes DNA juga berguna untuk memprediksi apakah seseorang berisiko mengembangkan penyakit genetik yang mungkin ada dalam keluarga. 

Tes ini berguna untuk pasangan yang sedang merencanakan kehamilan dan ingin mengetahui potensi risiko penyakit bawaan.

Uji forensik

Dalam bidang forensik, tes DNA digunakan untuk menentukan identitas seseorang, seperti identifikasi orangtua atau untuk menemukan korban bencana alam, seperti tsunami atau kebakaran. 

Tes ini juga digunakan dalam konteks hukum untuk menyelesaikan kasus kriminal.

Perbaikan gaya hidup

Tes DNA dapat membantu untuk memahami kecenderungan metabolisme tubuh yang bisa berbahaya bagi kesehatan, serta bagaimana tubuh merespons makanan tertentu.

Tes ini juga dapat memberikan informasi mengenai olahraga yang paling sesuai dengan tubuh, risiko cedera, serta pola makan yang dapat memengaruhi berat badan dan kecenderungan obesitas.

Macam-macam Tes DNA

Tes DNA Gen

Tes ini digunakan untuk menganalisis DNA individu guna mendeteksi perubahan atau mutasi pada gen yang dapat meningkatkan risiko kelainan genetik atau penyakit tertentu. Tes ini bisa mencakup satu gen, beberapa gen, atau seluruh genom.

Tes DNA Kromosom

Tes ini memeriksa kromosom atau untaian panjang DNA untuk menemukan perubahan dalam urutan gen yang dapat menyebabkan kondisi genetik, seperti penambahan salinan kromosom.

Tes DNA Protein

Tes ini menganalisis aktivitas enzim dalam sel dan mencari produk reaksi kimia yang dapat menunjukkan adanya perubahan pada DNA yang bisa memicu kondisi genetik.

Berdasarkan prosedur pelaksanaannya, tes DNA juga dapat dibagi ke dalam beberapa jenis:

Tes DNA Prenatal

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi mutasi genetik atau kromosom pada janin selama kehamilan. Tes ini penting untuk mengidentifikasi kemungkinan kelainan genetik pada bayi, terutama jika ada riwayat genetik dalam keluarga.

Tes DNA Diagnostik

Tes ini bertujuan untuk memastikan atau mengecualikan adanya penyakit genetik atau kelainan kromosom tertentu. Tes ini berguna ketika gejala penyakit telah muncul dan perlu dipastikan apakah itu disebabkan oleh kelainan genetik.

Tes Pembawa

Tes ini digunakan untuk mengetahui apakah seseorang membawa salinan gen yang bermutasi untuk penyakit resesif autosomal. Ini sangat penting jika ada riwayat penyakit genetik dalam keluarga.

Pengujian Pra-Implantasi

Dilakukan dalam teknik reproduksi berbantuan seperti bayi tabung (IVF), tes ini menguji embrio untuk mutasi genetik sebelum diimplantasi ke dalam rahim, memastikan hanya embrio tanpa mutasi yang dipilih.

Skrining Bayi Baru Lahir

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kondisi genetik, metabolisme, dan hormon pada bayi yang baru lahir, dengan tujuan melakukan perawatan lebih awal.

Pengujian Prediktif dan Presimptomatik

Tes ini bertujuan untuk mengidentifikasi mutasi genetik yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan kondisi genetik di masa depan, bahkan sebelum gejala muncul. Namun, hasil tes ini tidak selalu 100% akurat.

Syarat dan Cara Tes DNA

Pada dasarnya, tidak ada syarat khusus untuk menjalani tes DNA. Namun, jika tes dilakukan untuk tujuan seperti memastikan hubungan darah (misalnya, untuk memverifikasi status ayah), maka kedua pihak yang terlibat—calon ayah dan anak—harus memberikan sampel DNA yang akan diuji di laboratorium.

Berbagai bagian tubuh bisa digunakan untuk mengambil sampel DNA. Jenis sampel yang sering digunakan meliputi darah, rambut, air liur, kuku, atau jaringan tubuh lainnya.

Sampel DNA dapat diambil dari inti sel maupun mitokondria, dengan inti sel yang dianggap lebih akurat karena sifatnya yang tidak berubah.

Darah menjadi pilihan utama dalam pengambilan sampel karena mengandung sel darah putih yang memiliki inti sel. Berikut adalah beberapa jenis sampel yang biasa digunakan dalam tes DNA:

Darah yang diambil menggunakan jarum suntik dari pembuluh darah atau dengan menusuk mata kaki bayi.

-Air ketuban dari rahim wanita hamil.

-Jaringan dari bagian tubuh atau organ tertentu.

-Sampel swab (ulas) dari bagian dalam pipi.

-Sampel lain seperti rambut, kulit, atau cairan tubuh.

Jika kamu berniat menjalani tes DNA, berikut adalah langkah-langkah yang umumnya harus dilalui:

Pengumpulan Sampel

Tahap pertama dalam tes DNA adalah pengumpulan sampel, yang dapat berupa cairan tubuh seperti air liur atau rambut. 

Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan sampel air liur, di mana kamu hanya perlu meludah ke dalam tabung yang disediakan oleh tenaga medis.

Ekstraksi Sel

Selanjutnya, sampel yang telah dikumpulkan akan diekstraksi. Proses ini bertujuan untuk memecah membran sel agar DNA dapat terpisah dan diekstraksi. 

Biasanya, enzim akan ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung sampel DNA untuk mempercepat proses ini.

Pemisahan DNA

Setelah ekstraksi, DNA yang ada akan dipisahkan. Salah satu metode pemisahan yang paling umum adalah elektroforesis, yang menggunakan medan listrik untuk mengurutkan molekul dalam sampel berdasarkan ukurannya.

Penyalinan DNA (PCR)

Proses berikutnya adalah penyalinan atau amplifikasi DNA yang disebut PCR (Polymerase Chain Reaction). 

Proses ini dilakukan untuk menggandakan DNA sehingga jumlahnya cukup untuk dianalisis lebih lanjut. PCR melibatkan tiga tahap utama: denaturasi, annealing, dan ekstensi.

Pengujian DNA

Pada tahap ini, penanda genetik dalam DNA diuji untuk mengidentifikasi hubungan genetik. Ada ribuan penanda genetik, tetapi hanya 16 hingga 21 penanda yang lebih spesifik yang akan dilaporkan dalam tes ini.

Pembandingan DNA

Setelah penanda genetik ditemukan, langkah selanjutnya adalah pembandingan DNA.

Dalam tes untuk memastikan hubungan antara anak dan ayah, hasil tes harus menunjukkan bahwa calon ayah memiliki setengah penanda genetik yang sama dengan anak, sementara setengah lainnya berasal dari ibu.

Hasil tes DNA biasanya akan keluar dalam waktu sekitar 2-4 minggu.

Penyakit yang Bisa Dideteksi dari Tes DNA

Kanker Payudara, Ovarium, dan Prostat

Tes DNA dapat mengidentifikasi risiko seseorang terhadap tiga jenis kanker ini. Sebagai contoh, wanita yang memiliki gen BRCA1 berisiko 55-65 persen mengembangkan kanker payudara, sedangkan wanita tanpa gen tersebut memiliki risiko sekitar 12 persen.

Talasemia

Talasemia adalah kelainan darah turunan yang mempengaruhi produksi hemoglobin, yang bertugas membawa oksigen dalam sel darah merah. Penderita talasemia sering mengalami anemia.

Defisiensi Alfa 1-Antitrypsin (A1AT)

A1AT adalah protein yang berfungsi melindungi paru-paru. Kekurangan A1AT menyebabkan kerusakan pada paru-paru dan hati secara perlahan.

Penyakit Crohn

Penyakit Crohn menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan, yang mengarah pada nyeri perut, diare, penurunan berat badan, dan bisa menyebabkan komplikasi seperti anemia dan artritis.

Fibrosis Kistik

Fibrosis kistik mengakibatkan lendir yang lebih kental pada organ-organ tubuh, terutama paru-paru, saluran pencernaan, ginjal, dan organ reproduktif. Ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan, pencernaan, malanutrisi, dan kemandulan.

Intoleransi Laktosa

Intoleransi laktosa terjadi ketika sistem pencernaan tidak mampu mencerna laktosa, yang menyebabkan diare, sakit perut, dan perut kembung.

Anemia Sel Sabit

Penyakit ini terjadi ketika sel darah merah berbentuk sabit, bukan bulat seperti seharusnya, yang membuatnya sulit membawa oksigen ke seluruh tubuh, menyebabkan masalah kesehatan serius.

Sindrom Down

Sindrom Down adalah kondisi genetik yang disebabkan oleh trisomi 21, yang menyebabkan keterlambatan perkembangan dan karakteristik fisik tertentu. 

Tes DNA tidak hanya digunakan untuk mengetahui garis keturunan, tetapi juga dapat mengidentifikasi risiko penyakit tertentu yang mungkin ada dalam gen seseorang.

Sebagai penutup, meskipun harga tes DNA dapat bervariasi, manfaat yang didapat dari informasi genetik tersebut sangat berharga untuk kesehatan dan perencanaan masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index