ESDM

ESDM Soroti Pentingnya Kemandirian Energi Bali Setelah Black Out

ESDM Soroti Pentingnya Kemandirian Energi Bali Setelah Black Out
ESDM Soroti Pentingnya Kemandirian Energi Bali Setelah Black Out

JAKARTA – Pemadaman listrik yang berlangsung hampir 12 jam di sebagian besar Pulau Bali pada akhir pekan lalu yang memicu perhatian serius dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Insiden ini mengingatkan kembali tentang pentingnya pembangunan kemandirian energi di Bali, yang selama ini sangat bergantung pada pasokan dari Pulau Jawa.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menekankan bahwa kejadian black out ini menjadi pelajaran penting bagi Bali. Menurutnya, kemandirian energi di Bali harus segera dibangun untuk menghindari ketergantungan yang tinggi pada pasokan listrik dari luar pulau, terutama dari Jawa. Eniya mengungkapkan, “Kemandirian energi di Pulau Bali perlu jadi perhatian berkaca pada peristiwa tersebut. Ini soal ketahanan energi dalam satu pulau, yang harus diperhatikan dengan serius.”

Eniya menambahkan bahwa Bali memiliki potensi besar untuk mengembangkan sumber energi terbarukan, salah satunya dari panas bumi, yang dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik pulau tersebut. Dengan adanya sumber daya alam yang melimpah, Bali diharapkan dapat membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebagai solusi jangka panjang.

Ketergantungan Bali pada Pasokan Listrik dari Jawa

Salah satu faktor utama yang menyebabkan pemadaman listrik tersebut adalah ketergantungan Bali pada pasokan listrik dari Pulau Jawa. Eniya mengungkapkan bahwa lebih dari 50% listrik yang digunakan oleh warga Bali masih berasal dari pembangkit di Jawa. “Dari dulu kita sudah mengingatkan Bali untuk tidak terlalu bergantung pada Jawa. Karena lebih dari 50 persen pasokan listrik di Bali masih disuplai dari Pulau Jawa. Ini berisiko besar jika terjadi gangguan di jalur transmisi,” tuturnya.

Masalah gangguan transmisi ini menjadi salah satu penyebab utama terjadinya black out yang melanda sebagian besar wilayah Bali. Terjadinya pemadaman ini mempengaruhi berbagai sektor vital seperti rumah sakit, bandara, pelabuhan, serta pusat keramaian. Oleh karena itu, upaya untuk memperkuat sistem kelistrikan di Bali sangat diperlukan agar insiden serupa tidak terulang di masa depan.

Pembangunan PLTP sebagai Solusi Energi Berkelanjutan

Melihat potensi alam Bali, Eniya juga menyarankan agar pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) menjadi prioritas untuk mendukung kemandirian energi di pulau ini. Bedugul, yang terletak di kawasan dataran tinggi Bali, memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi pusat pembangkit listrik tenaga panas bumi.

“Wilayah Bedugul memiliki potensi panas bumi yang sangat besar. Ini bisa menjadi pusat pengembangan PLTP yang dapat memasok kebutuhan listrik di Bali. Pembangunan PLTP ini juga akan memberikan manfaat jangka panjang dalam menciptakan sumber energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” jelas Eniya.

Kementerian ESDM terus mendorong daerah-daerah lainnya untuk memanfaatkan potensi energi terbarukan yang dimilikinya, agar tidak hanya mengurangi ketergantungan pada energi fosil, tetapi juga mendukung keberlanjutan energi di masa depan.

PLN Sukses Pulihkan Listrik Bali

Sementara itu, PT PLN (Persero) yang bertanggung jawab atas pemulihan sistem kelistrikan di Bali, berhasil memulihkan pasokan listrik di seluruh Pulau Bali dalam waktu kurang dari 12 jam. Pemadaman yang terjadi sejak pukul 16.00 WITA pada Jumat, 2 Mei 2025, berhasil teratasi pada Sabtu dini hari, 3 Mei 2025, sekitar pukul 03.00 WITA.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, yang memimpin langsung upaya pemulihan, menyatakan bahwa ratusan personel telah diterjunkan untuk memperbaiki gangguan dan memulihkan pasokan listrik. “Kami terus melakukan pemulihan secara bertahap. Hingga saat ini, seluruh pasokan listrik telah kembali normal, termasuk untuk fasilitas-fasilitas penting seperti rumah sakit, bandara, pelabuhan, dan pusat-pusat keramaian,” ujarnya.

Darmawan juga menegaskan bahwa PLN akan terus berupaya untuk memperkuat sistem kelistrikan di Bali agar kejadian serupa tidak terulang. “Kami terus berupaya maksimal untuk memperkuat sistem kelistrikan Bali. Evaluasi dan penguatan sistem akan dilakukan agar seluruh pelanggan dapat menikmati pasokan listrik yang andal dan tidak terputus,” tambah Darmawan.

Permohonan Maaf dari PLN

Sebagai bentuk tanggung jawab atas gangguan yang terjadi, Darmawan juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pelanggan yang terdampak. “Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat pemadaman listrik ini. Kami menghargai kesabaran dan pengertian seluruh pelanggan kami, dan kami akan terus berusaha memberikan pelayanan terbaik,” ungkapnya.

Tantangan Kemandirian Energi untuk Bali

Kejadian black out Bali ini menjadi pengingat bahwa kemandirian energi di Bali perlu segera diwujudkan untuk menjamin kestabilan pasokan listrik di masa depan. Kementerian ESDM, melalui Eniya Listiani Dewi, mengingatkan bahwa Bali memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan sumber energi terbarukan, seperti panas bumi, yang dapat mendukung kebutuhan listrik di pulau tersebut tanpa harus bergantung pada pasokan dari Pulau Jawa.

Untuk itu, pengembangan PLTP di kawasan Bedugul dapat menjadi langkah awal yang penting bagi Bali untuk menciptakan sistem kelistrikan yang lebih mandiri, efisien, dan berkelanjutan. Selain itu, PLN juga terus berupaya memperkuat sistem kelistrikan di Bali dengan berbagai inovasi dan perbaikan untuk memastikan keandalan pasokan listrik di masa depan.

Dengan adanya upaya tersebut, diharapkan Bali tidak hanya dapat mengatasi masalah ketergantungan energi, tetapi juga mampu menjadi model bagi daerah lain dalam hal kemandirian energi berbasis sumber daya alam yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index